Model Pemantauan Dinamika Keterpulihan Ekologis Lahan Revegetasi Pasca Tambang Batu Bara
Synopsis
Lahan terdegradasi, termasuk lahan bekas tambang batubara pada umumnya mengalami perubahan mikroklimat dan penurunan tingkat kesuburan tanah yang mengarah pada perubahan kurang menguntungkan bagi perkembangan makhluk hidup. Perubahan mikroklimat dan penurunan tingkat kesuburan tanah yang umum terjadi antara lain adalah meningkatnya suhu udara dan suhu tanah, menurunnya ketersediaan air tanah, meningkatnya penguapan (evapotranspirasi) dan intensitas cahaya matahari, perubahan karakteristik fisik dan kimia tanah, serta perubahan pada permukaan tanah akibat hilangnya vegetasi penutup lahan. Dalam buku ini menjelaskan kegiatan pemantauan terhadap tingkat kesuburan tanah - mikroklimat - potensi erosi, perkembangan vegetasi serta fauna pada lahan revegetasi pasca tambang batu bara
References
[Dikti] Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (1991). Kesuburan Tanah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
[PPT] Pusat Penelitian Tanah. (1983). Analisis Kimia, Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Bogor: Departemen Pertanian.
Abdullah, T. (1996). Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Abdurachman, A., S., S., & N., S. (2005). Teknologi Pengendalian Erosi Lahan Berlereng dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering: Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.
Asdak, C. (1995). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Buckman, H., Brady, N., & Soegiman, D. (1982). Ilmu Tanah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Dangler, E., & El-Swaify, S. (1976). Erosion of Selected Hawaii Soils By Simulated Rainfall. Soil Sci.Soc.Am.J., 769-773.
Das, I. (2004). Lizards of Borneo: A Pocket Guide. Natural History Publications.
Francis, C. (1998). Pocket Guide To The Birds Of Borneo. Kuala Lumpur: The Sabah Society with WWF Malaysia.
Giman, B., Stuebing, R., Megum, N., Mcshea, W., & Stewart, C. (2007). A Camera Trapping Inventory for Mammals in A Mixed Use Planted Forest In Sarawak. The Raffles Bulletin of Zoology, 209-215.
Hardjowigeno, S. (1987). Ilmu Tanah. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.
Hardjowigeno, S. (1995). Ilmu Tanah. Jakarta: Mediyatma Sarana Prakasa.
Hardjowigeno, S. (2003). Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika Pressindo.
Harmonis. (2011). Kupu-Kupu Dataran Rendah Kalimantan Timur dan Potensinya untuk Pendekatan Penilaian Keberhasilan Reforestasi. Samarinda.
Inger, R., Robert F, & Stuebing. (2005). A Field Guide to the Frogs of Borneo. Malaysia: Natural History Publications (Borneo).
Iskandar, D. (1998). Amfibi Jawa dan Bali Seri Panduan Lapangan. Bogor: Puslitbang Biology LIPI.
Kehutanan, M. (2009, September Kamis). Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Mahkaman Konstitusi. Dipetik April Senin, 2022, dari Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Mahkaman Konstitusi: https://jdih.mkri.id/mg58ufsc89hrsg/P60_09.pdf
Koerth, B., & Kroll, J. (2000). Bait Type and Timing for Deer Counts Using Cameras Triggered By Infrared Monitor. Wildlife Society Bulletin, 630-635.
Martorello, D., Eason, T., & Pelton, M. (2001). A Sighting Technique Using Cameras to Estimate Population Size of Black Bears. Wildlife Society Bulletin, 560-567.
Matsubayashi, H., Lagan, P., Majalap, N., Tangah, J., Abd., J., Sukor, et al. (2007). Importance of Natural Licks for The Mammals in Bornean Inland Tropical Rain Forests. Ecological Research, 742-748.
Meijaard, E., Nijman, V., D, A., B, R., D, I., T, S., et al. (2006). Hutan Pasca Pemanenan: Melindungi Satwa Liar dalam Kegiatan Hutan Produksi di Kalimantan. Bogor: CIFOR.
Menteri Kehutanan, R. (2009). Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional. Dipetik 2019, dari https://jdihn.go.id/search/all-categories/detail/463668
Numata, S., Okuda, T., Sugimoto, T., & Nishimura, S. (2005). Camera Trapping: A Non-Invasive Approach As An Additional Tool In The Study of Mammals In Pasoh Forest Reserve and Adjacent Fragmented Areas In Peninsular Malaysia. Malayan Nature Journal, 29-45.
Payne, J., Francis, C., Phillipps, K., & Kartikasari, S. (2000). Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. Bogor: WCS-IP.
Presiden Republik Indonesia. (1999, Januari Rabu). JDIH BPK RI Database Peraturan. Dipetik Mei Rabu, 2022, dari JDIH BPK RI Database Peraturan: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/54143/pp-no-7-tahun-1999
Presiden Republik Indonesia. (2010, Desember Senin). JDIH BPK RI Database Peraturan. Dipetik Mei Rabu, 2022, dari JDIH BPK RI Database Peraturan: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5102
Rudran, R., T.H., K., C., S., P., J., & A., S. (1996). Observational Techniques For Nonvolant Mammals. Wshington DC: Smithsonian Institution Press.
Rustam, Yasuda, M., & Tsuyuki, S. (2012). Comparison Of Mammalian Communities In A Human-Disturbed Tropical Landscape Iin East Kalimantan, Indonesia. Mammal Study, 299-311.
Samejima, H., Ong, R., Lagan, P., & Kitayama, K. (2012). Camera-Trapping Rates of Mammals and Birds In A Bornean Tropical Rainforest Under Sustainable Forest Management. Forest Ecology and Management, 248-256.
Sitanala, A. (2006). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Sulthoni, A., Siwi, S., Subyanto, & Lilies S., C. (1991). Kunci Determinasi Serangga : Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu. Yogyakarta: Kanisius.
Tan, K., Gunadi, D., & Bostang, R. (1991). Dasar-Dasar Kimia Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wells, K. (2007). The Ecology and Behavior of Amphibians. Chicago: The University of Chicago Press.
Yasuda, M. (2004). Monitoring Diversity and Abundance of Mammals with Camera Traps: A Case Study on Mount Tsukuba, Central Japan. Mammal Study, 37-46.
Yasuda, M., Miura, S., Ishii, N., Okuda, T., & Hussein, N. (2005). Fallen Fruits and Terrestrial Vertebrate Frugivores: A Case Study In A Lowland Tropical Rainforest In Peninsular Malaysia. UK: CABI Publishing.
Yasuma, S. (1994). An Invitation to the Mammals of East Kalimantan. Indonesia: Japan International Cooperation Agency and Directorate General of Higher Education, Ministry of Education and Culture.
Yasuma, S. (2003). Identification Keys of the Mammals of Borneo: Insectivora, Scandentia, Rodenta and Chiroptera. Sabah: Park Management Component, Bornean Biodiversity and Ecosystems Conservation (BBEC) Programme.